Mengkaveling Jalanan Sebagai Rumah Kisah Tunawisma di Jakarta Oleh Fajar Nugraha
“Saya nggak pernah denger gelandangan yang tiba-tiba nasibnya jadi bagus abis mondok [ditampung] di Dinsos. Masih sama, kok. Masih kelaparan juga ujungnya,” kata Rosyid, ketus.
Tidak ada pilihan lain bagi Rosyid, yang pernah dibuang oleh petugas panti sosial ke Pemalang, selain melanjutkan hidup di jalanan. Dengan bekerja apa saja, meski upahnya jauh dari harapan, dia berusaha mengerek nasibnya dari dasar lubang kehidupan sebagai tunawisma di Jakarta.
Pertanyaan yang sama masih menghantui tunawisma lain: Apakah menjalani program operasi PMKS dapat meningkatkan kualitas hidup mereka? Terutama setelah melewati masa penampungan di unit pelaksana tugas (UPT) Dinas Sosial. Dan, apakah benar setelah keluar dari panti sosial, mereka tetap kembali terdampar di jalanan, kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, dan semakin terpuruk dalam keadaan mereka?
IRONI KINERJA UPT DINAS SOSIAL
Selama tahun 2018 sampai 2021, Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta telah menjaring 9.481 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Angka itu mengalami peningkatan di tahun 2022, di mana mereka mengaku telah menjangkau sekitar 5.241 PMKS hanya dalam satu tahun. Semuanya dihimpun dari 6 kota yakni Kepulauan Seribu, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara.
cek artikel lebih lengkap disini deduktif

Komentar
Posting Komentar